Official Line, Channel Telegram, Investing.com

Join Official Line Join Grup Follow Us

Stock split : Menguntungkan atau merugikan

Penulis sering kali bertemu dengan pedagang yang menukarkan uang pecahan besar menjadi pecahan kecil. Semisal pecahan Rp 100.000 ditukarkan menjadi pecahan-pecahan kecil seperti Rp50.000 atau Rp 20.000 dan Rp 10.000. Tapi kenapa pedagang itu ingin memecahkan uangnya menjadi pecahan-pecahan kecil ?. Bisa saja untuk memberi kembalian kepada konsumennya atau hanya menambah lembaran uang saja.

Seperti halnya Stock Split yang ada di Pasar Modal Indonesia. Beberapa periode terakhir emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia telah melakukan pemecahan saham atau sering disebut dengan Stock Split. Contoh: MEDC, BMRI, BBRI, SMDR, ULJT, dan lain sebagainya. Lalu apa pengertian dari Stock Split ini ?.



Stock Split adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan yang telah Go Public untuk memecahkan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi beberapa lembar saham dengan persetujuan para pemegang saham yang diselenggarakan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Stock Split dibagi menjadi dua jenis :
1. Stock Split adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya stock split dengan pemecahan 1:5 maksudnya adalah setiap satu lembar saham lama ditukar dengan lima lembar saham baru setelah stock split.

Contoh Stock Split  : Rp 10.000/lembar saham dibagi ketentuan pemecahan. Jadi Rp 10.000/lembar dibagi 5 maka akan menghasilkan Rp 2.000/lembar saham atau dari 1 lot saham menjadi 5 lot saham.



Tujuan Stock Split :
Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:
  1. Menambah jumlah saham yang beredar agar ada lebih banyak investor yang dapat memiliki saham tersebut.
  2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham dengan banyaknya lembar saham yang beredar.
  3. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut.
  4. Agar investor kecil dapat membelinya setelah harganya dipecah menjadi lebih kecil. Jika harga saham terlalu mahal maka dana dari investor kecil tidak akan mampu menjangkaunya.
  5. Mengubah jumlah saham odd lot menjadi round lot. Odd lot adalah kondisi di mana investor mempunyai saham dibawah 100 lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah investor yang membeli saham sejumlah kelipatan 100 lembar. 
  6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi.

2. Reverse Stock Split adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya Reverse Stock Split dengan penggabungan 4:1 maksudnya adalah setiap lima lembar saham lama ditukar dengan satu lembar saham baru setelah reverse stock split.

Contoh Reverse Stock Split : 4 lembar uang senilai Rp 50.000 digabung menjadi 1 lembar uang senilai 
Rp 200.000 atau dari 4 lot saham digabungkan menjadi 1 lot saham.



Tujuan Reverse Stock Split

Reverse Stock Split yaitu aktivitas mengurangi jumlah saham beredar dan menaikkan nominal harga sahamnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk menaikkan harga sahamnya, sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan. Reverse Stock Split merupakan langkah penyelamatan yang dilakukan perusahaan agar sahamnya memenuhi persyaratan marginability untuk menjaga status listing di pasar modal.

Bila stock split dilakukan ketika harga saham sudah naik terlalu tinggi agar menjadi rendah dan terjangkau oleh investor, maka sebaliknya, reverse stock split dilakukan ketika harga saham turun terus dan terancam delisting (penghapusan) dari bursa. Bursa Efek Indonesia sendiri menerapkan aturan batas bawah minimum adalah Rp50 per lembar saham.

Dalam prosesnya, ada beberapa informasi yang perlu diketahui oleh investor sehubungan dengan stock split atau reverse stock split yang dilakukan oleh perusahaan:
Stock Split Ratio, atau rasio pemecahan saham, yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama.
Cumdate (RG, NG), yaitu tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa.
Exdate (RG, NG) atau Splitting Date, Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa.
Recording Date, Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.
Exdate (TN), yaitu tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek perusahaan atau efek bank kustodian di KSEI.

Antara Stock Split dengan Reverse Stock Split, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan ?
Mari kita kembali ke pengertian terhadap dua hal tersebut. Secara ringkasnya Stock Split itu dari satu menjadi banyak dan Reverse Stock Split itu dari banyak menjadi satu. Dari pengertian tersebut tentu masing-masing mempunyai positif dan negatifnya. Berikut positif dan negatifnya :

Positif :
Stock Split : Jumlah lembar saham yang dimiliki menjadi lebih banyak.
Reverse Stock Split : Terhindar dari ancaman delisting (penghapusan
Negatif 
Stock Split : Jika tidak menambah persentase kepemilikan, maka akan terkena dilusi (pengurangan kepemilikan).
Reverse Stock Split : Jumlah lembar saham yang dimiliki menjadi berkurang

Dapat disimpulkan bahwa Stock Split adalah yang paling menguntungkan bagi para investor.


Baca juga :

Comments

INDEX